Kamis, 30 Desember 2010

vincristine

NAMA : NI LUH PUTU ERNI ASIH
KELAS : B/KP/VII
NIM : 04.07.1626



VINKRISTIN (VINCRISTINE)

Nama & Struktur Kimia : 22-Oxovincaleublastine Sulfate. C46H56N4O10.H2SO4
Sifat Fisikokimia : Serbuk kristal berwarna putih atau kekuningan, sangat higroskopis. Larut baik dalam air, sedikit larut dalam alkohol.
Keterangan : Larutan 0.1% dalam air mempunyai pH 3.5-4.5


Golongan/Kelas Terapi
Antineoplastik, Imunosupresan dan obat utnuk terapi paliatif

Nama Dagang
- Vincristine Kalbe - Vincristine PCH, - Vincristine Sulphate DBL. - Cytosafe Vincristine

Indikasi
Pengobatan untuk leukimia, penyakit Limphoma Hodgkin dan non-Hodgkin , tumor Wilms (tumor ginjal ganas), neoroblastoma, rabdomyosarkoma (tumor otot lurik).

Kontraindikasi
Hipersensitifitas terhadap vinkristin dan komponen lain dari sediaan, hanya untuk penggunaan I.V., fatal jika diberikan intratekal; kehamilan
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Dosis sering diberikan 2 mg. Tetapi hal ini mungkin akan mengurangi efektifitas terapi dan tidak direkomendasikan.
Tergantung protokol individu. Dosis tunggal >2.5 mg atau >5 mg/siklus terapi dapat diverifikasi dengan pengobatan spesifik dari regimen dan/atau berdasarkan pengalaman onkologis sebelumnya untuk dispensing.
I.V.:
Anak-anak < 10 kg atau luas permukaan tubuh <1 m²: terapi awal: 0.05 mg/kg sekali seminggu kemudian naikkan dosis. Anak-anak >10 kg atau BSA > 1 m²: 1-2 mg/m², bisa diulang sekali seminggu atau 3-6 minggu, dosis tunggal maksimum: 2 mg.
Neuroblastoma: I.V.: Infus kontinyu dengan doksorubisin: 1 mg/m²/hari untuk 72 jam.
Penyesuaian dosis untuk kerusakan hati:
Serum bilirubin 1.5-3.0 mg/dL atau AST(SGOT) 60-180 unit: Berikan 50% dari dosis normal
Serum bilirubin 3.0-5.0 mg/dL: Berikan 25% dari dosis.
Serum bilirubin > 5.0 mg/dL atau AST > 180 unit: Jangan diberikan.
Farmakologi
Absorpsi oral: Sedikit.
Distribusi: Vd: 163-165 L/m2; penetrasi buruk ke dalam cairan serebrospinal, secara cepat dipindahkan dari aliran darah menuju ikatan dengan jaringan, sedikit melewati penetrasi sawar darah otak.
Ikatan protein: 75%
Metabolisme: Di hati
T ½ eliminasi: Terminal: 24 jam
Ekskresi: Feses (~80%); urin (<1% sebagai obat dalam bentuk tidak berubah) Stabilitas Penyimpanan Sebelum dilarutkan : vial disimpan dalam lemari pendingin, stabil selama 30 hari dalam suhu kamar.Larutan I.V:dilarutkan dalam 20-50 mL larutan NSl atau D5W, stabil selama 7 hari dalam lemari pendingin, atau 2 hari dalam suhu kamar. Efek Samping 1>10%: dermatologi : alopesia (20% - 70%)
1% - 10%
Kardiovaskular: Hipotensi ortostatik atau hipertensi, hiper-/hipotensi
SSP: Depresi SSP, kebingungan, paralisis saraf kranial, demam, sakit kepala, insomnia, kesulitan motorik, seizure.Intratekal vinkristin seragam menyebabkan kematian; vinkristin tidak boleh diberikan melalui rute ini.
Efek neurologi dari vinkristin bisa adiktif dengan obat neurotik lainnya dan iradiasi dengan serabut saraf.
Dermatologi: Rash. Endokrin dan metabolik: Hiperurikemia.
GI: Kram abdominal, anoreksia, perut kembung, konstipasi (dan kemungkinan paralisis ileus setelah terjadi toksisitas neurologi), diare, rasa logam, mual (ringan), ulserasi oral, muntah, hilang berat badan.
Genital: hilangnya tonus pada saluran urin (berhubungan dengan neurotoksisitas), dysuria, poliuria, retensi urin.
Hematologi: Leukopenia (ringan), trombositopenia.Lokal: Flebitis, iritasi jaringan lunak dan nekrosis jika masuk ke dalam sel. Neuromuskular dan skeletal: Kram, sakit rahang, nyeri kaki, myalgia, kehilangan sensasi, kelemahan, neuropati periferal: sering tergantung dosis toksisitas dari vinkristin.
Sering terjadi pada pasien >40 tahun, terjadi biasanya setelah rata-rata 3minggu dosis, tapi bisa terjadi setelah dosis pertama. Manifestasi seperti kehilangan refleksi tendon dalam pada ekstremitas bawah, kehilangan sensasi,nyeri, parestesiadari kelingking dan ibu jari (sensasi sarung tangan), dan “foot drop” atau “wrist drop”.
Okular: Atropi optik, fotofobia. <1% (terbatas pada yang mengancam jiwa ) sindrom sekresi hormon antidiuretik yang rendah (jarang), stomatitis.

Interaksi

- Dengan Obat Lain :
Efek pada sitokrom P450: Substrat dari CYP3A4 (major); inhibisi CYP3A4 (lemah). Efek peningkatan/toksisitas: Vinkristin harus diberikan 12-24 jam sebelum asparaginase untuk mengurangi toksisitas (dapat meningkatkan klirens hati dari vinkristin). Pulmonari akut dapat terjadi dengan mitomisin-C. Penggunaan sebelumnya atau penggunaan secara bersamaan dengan mitomisin-C telah dilaporkan dapat menyebabkan napas pendek akut dan bronkospasma berat selama beberapa menit atau beberapa jam setelah injeksi alkaloid vinka dan bisa terjadi sampai 2 minggu setelah dosis mitomisin. CYP3A4 inhibitor dapat meningkatkan level/efek vinkristin, misalnya antifungi golongan azol, klaritromisin, diklofenak, doksisiklin, eritromisin, imatinib, isoniazid, nefazodone, nikardipin, propofol, protease inhibitor, kuinidin, telitromisin dan verapamil. Level plasma digoksin dan ekskresi renal dapat menurun dengan kombinasi komoterapi termasuk vinkristin. Nifedipin dapat meningkatkan level/efek vinkristin. Efek penurunan: Level digoksin dapat turun dengan kombinasi kemoterapi. CYP3A4 induser dapat menurunkan level/efek vinkristin; seperti aminoglutetimid, karbamazepin, nafsilin, nevirapin, fenobarbital, fenitoin dan rifamisin.
- Dengan Makanan : St. John’s wort dapat menurunkan level vinkristin

Pengaruh
Terhadap Kehamilan : Faktor risiko : D
Terhadap Ibu Menyusui : Vinkristin didistibusikan ke dalam air susu, tidak direkomendasikan.

Bentuk Sediaan
Vial 1 mg/ml
Vial 2 mg/ml

Peringatan
FDA merekomendasikan untuk hati-hati dalam menggunakan antineoplasma. Modifikasi dosis diminta pada pasien dengan kegagalan fungsi hati atau yang mempunyai penyakit neuromuskular sebelumnya; hindari ekstravasasi/keluarnya darah, gunakan dengan hati-hati pada orang lanjut usia; hindari kontaminasi dengan mata, observasi sedekat mungkin untuk kejadian perpendekan nafas, bronkospasme, terutama pada pasien yang menerima mitomisin-C. Hanya untuk penggunaan IV. Penggunaan Intratekal dapat menyebabkan kematian , pemberian alopurinol untuk menjaga nefropati asam urat, jangan digunakan bersama radiasi.

Mekanisme Aksi
Berikatan dengan tubulin dan inhibisi formasi mikrotubula, menahan sel pada fase metafase dengan mengganggu spindel mitotik; spesifik untuk fase M dan S. Vinblastin juga mempengaruhi asam nukleat dan sintesis protein dengan memblok asam glutamat dan penggunaannya.

Peran perawat : Mengawasi dalam pemberian obat yaitu dengan menggunakan prinsip 5 benar.